Minggu, 29 November 2009

Pengiriman Atlit Cuyusika Ke Kejurcab

Putra                        Kelas
Sigit P                         A (Rasau Jaya)
Harsono                      B (Pinang Dalam)
Rizki Akbar                c  (bayang Kari)
E.Dwi Purnomo         D (Rasau jaya)
Jaka Afriandi             E (Rasau jaya)

Putri
Dina Maryana           A (Air Putih)
...........                         B (Air Putih)
..........                           C (Air Putih)

Seni Tunggal
Putra                
Awang Satria Finandita (Rasau jaya)

Putri
Wulan (Air Putih)

Senin, 16 November 2009

HASIL RAPAT IPSI KUBU RAYA

AKAN DI ADAKAN KEJURCAB KUBU RAYA :

TANGGAL     : 5 S/D 7 DESEMBER 2009
TEMPAT        : PADEPOKAN PERSINAS ASSAD PONTIANAK
KELAS            : FULL CLASS PA/I
                           TGR PA/I

PANITIA
KETUA             : SUHERMAN (KIBER)
SEKRETARIS : MUJI HARYANTO (CUYUSIKA)
BENDAHARA : H.IWAN (P.ASSAD)
SEKSI              :
-PERLENGKAPAN : - BUDI (KANCIL UTARA)
                                     - FITRI( IKS)

PENDAFTARAN DIBUKA SEKARANG
DI TUTUP TGL 4 DESEMBER 2009

PENDAFTARAN BISA DI SAMPAIKAN KE PANITIA
ATAU PENGURUS IPSI KUBU RAYA

POIN B.
AKAN DI ADAKAN PELATIHA WASIT DAN PELATIH
YANG DI ADAKAN DI PONTIANAK

Jumat, 13 November 2009

Pertemuan Seluruh Pengurus Perguruan Di Kuburaya, membahas Mslh KEJURKAB

Saya mendapatkan SMS dari ketua Harian PENGCAB kubu raya
untuk persiapan Kejurkab
Di harapkan untuk seluruh pengurus Perguruan yang ada di Kab kubu raya harap hadir pada pertemuan di :

Tempat : Gedung DPRD Kubu Raya.
Waktu   : Pukul 09.00 Wib.
Acara     : Membahas Persiapan Kejurkab Kubu Raya.

Demikian. bagi kawan2 yang melihat tulisan Ini tolong sampaikan ke kawan2 pengurus yang lain.

Terima Kasih

Rabu, 11 November 2009

TEKNIK TANDING PENCAK SILAT (1)

MEMILIH DAN MENGAPLIKASIKAN JURUS
SESUAI DENGAN PERATURAN PERTANDINGAN

Kategori tanding adalah salah satu bentuk pertandingan pencak silat di samping kategori tunggal, ganda dan regu. Jurus-jurus yang digunakan dalam kategori tanding semuanya berasal dari kaidah beladiri pencak silat, namun tidak semua jurus dapat digunakan karena dalam peraturan pertandingan ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, di antaranya faktor keselamatan pesilat dan obyektivitas dalam penilaian. Oleh karena itu dalam pertandingan pencak silat kategori tanding tidak akan ditemukan jurus-jurus yang membahayakan dan berakibat fatal bagi lawannya seperti mencengkram leher, menjambak rambut, menusuk mata, atau mematahkan sendi. Jurus-jurus tersebut merupakan bentuk pelanggaran berat, padahal justru teknik seperti itulah yang sering diajarkan di perguruan pencak silat sebagai bagian dari teknik beladiri.

Definisi pertandingan pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu dada, perut (pusat ke atas), rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang badan.

Di dalam praktek, suatu perguruan pencak silat yang memiliki teknik beladiri bagus, belum tentu menang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding. Mengapa? Banyak faktor yang menyebabkannya, namun yang paling berperan adalah atlet dan pelatihnya kurang menguasai peraturan pertandingan, sehingga menyebabkan kecolongan dalam pengumpulan nilai, atau mendapat diskualifikasi karena melakukan pelanggaran berat, misalnya menyerang daerah terlarang.

Tentu saja hal tersebut sering mengakibatkan kesalahfahaman antara atlet/pelatih dengan juri/wasit yang memimpin pertandingan. Bukan suatu yang aneh apabila ada pesilat yang mengajukan protes karena merasa seharusnya dia yang menang, namun menurut keputusan juri ia dinyatakan kalah. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila semua fihak di kalangan persilatan menguasai dengan benar peraturan pertandingan pencak silat yang berlaku.

Ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh perguruan-perguruan pencak silat yang baru pertama kali akan mengikuti pertandingan pencak silat ketegori tanding:

1.

Pelatih harus menguasai dengan benar peraturan pertandingan yang berlaku, misalnya dengan mengikuti penataran-penataran yang biasanya diselenggarakan oleh IPSI.
2.

Usahakan agar pengetahuan mengenai peraturan pertandingan pencak silat masuk ke dalam kurikulum latihan di perguruan, sehingga setiap pesilat/anggota dapat memahaminya dengan baik.
3.

Usahakan agar ilmu kesehatan dan olahraga masuk ke dalam kurikulum latihan, karena selain kemahiran teknik faktor fisik memiliki peranan penting dalam pertandingan.
4.

Pilihlah jurus-jurus yang paling memungkinkan dapat digunakan dalam pertandingan untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
5.

Sediakan peralatan yang menunjang dalam mempersiapkan diri mengikuti pertandingan, seperti sansak, target, body protector, dan lain-lain.
6.

Adakan kejuaraan intern di perguruan yang menggunakan peraturan IPSI.
7.

Seringlah mengadakan sparring partner (latih tanding) di perguruan pada setiap latihan.
8.

Adakan training center (pemusatan latihan) dalam waktu yang memadai sebelum menghadapi suatu event kejuaraan.
9.

Seringlah menyaksikan pertandingan-perrtandingan pencak silat.

Apabila point-point tersebut di atas dapat dilaksanakan, maka suatu perguruan sudah bisa dikatakan siap untuk berpartisipasi mengikuti pertandingan pencak silat pada kategori tanding. Pada edisi-edisi berikutnya akan dibahas mengenai peraturan pertandingan pencak silat kategori tanding, bentuk-bentuk latihan beserta beberapa teknik dan aplikasinya. Namun sebelumnya akan diperinci materi yang akan diulas nanti seperti tertera pada bagan di bawah ini:

www.silatindonesia.com

Makna Lambang IPSI (Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia)



Posted on 22/05/2007 by seo pemula

Makna Lambang IPSI


Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa

Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati


Sayap Garuda berwarna

Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara

Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan

Ikatan pita berwarna merah

Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.

Gambar tangan putih

di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap.

Sumber : silatindonesia.com